Multimedia sebenarnya adalah suatu istilah
generik bagi suatu media yang menggabungkan berbagai macam media baik untuk
tujuan pembelajaran maupun bukan. Keragaman media ini meliputi teks, audio,
animasi, video, bahkan simulasi. Tay (2000) memberikan definisi multimedia
sebagai : Kombinasi teks, grafik, suara, animasi dan video. Bila pengguna
mendapatkan keleluasaan dalam mengontrol maka hal ini disebut multimedia interaktif.
Lalu ketika media belajar disajikan dalam bentuk audio yang dikemas analog
dengan pita kaset, baik sebagai suplemen buku materi pokok, maka media tersebut
kita kenal dengan istilah media audio. Media audio ini terpisah dengan buku
teks, sehingga ada dua media, yang satu dengan teks dan satu lagi media audio.
Disinilah istilah ini sering dipadankan dengan multi media, yaitu pemakaian
lebih dari satu media dalam proses pembelajaran. Dam ketika media teks dikemas
dengan webpage lalu disisipi dengan file audio, animasi, dan gambar diam pada
halaman web tersebut maka konvergensi, penggabungan antar empat elemen sudah
terjadi maka padanan minimal multimedia sudah identifikasi, sebagai bahan ajar
yang multimedia, kata multimedia disatukan dan tidak dipisahkan seperti mutli
media.
Sehingga kombinasi teks, grafis, dan elemen audio kedalam satu koleksi atau
presentasi menjadi multimedia interaktif ketika anda memberikan kontrol kepada
pengguna terhadap informasi apa yang dilihat dan dilihat. Multimedia interaktif
menjadi hypermedia ketika desainernya menyediakan sebuah struktur dari
elemen-elemen yang dilink dimana seseorang pengguna dapat bernavigasi dan
berinteraksi, Tay (2004).
Lalu bagaimana dengan istilah multimedia pembelajaran? Hooper, 2008
(Gatot,2008) menyebutkan bahwa multimedia sebagai media presentasi berbeda dari
multimedia sebagai media pembelajaran. Media presentasi tidak menuntut pengguna
berinteraktivitas secara aktif di dalamnya; sekalipun ada interaktivitas maka
interaktivitas tersebut adalah interaktivitas yang samar (covert). Media
pembelajaran melibatkan pengguna dalam aktivitas-aktivitas yang menuntut proses
mental di dalam pembelajaran.
Dari perspektif ini aktivitas mental spesifik yang dibutuhkan di dalam
terjadinya pembelajaran dapat dibangkitkan melalui manipulasi
peristiwa-peristiwa instruksional (instructional events) yang sistematis. Di
sini Hooper secara tegas menyatakan peran penting suatu desain instruksional di
dalam multimedia pembelajaran (educational multimedia). Dengan demikian multimedia
pembelajaran adalah paket multimedia interaktif di mana di dalamnya terdapat
langkah-langkah instruksional yang didisain untuk melibatkan pengguna secara
aktif di dalam proses pembelajaran.
Istilah yang spesifik bagi suatu paket pembelajaran berbasis komputer adalah
CAI (Computer Assisted Instruction), CAL (Computer Assisted Learning) atau CBL
(Computer Based Learning). Paket-paket ini tidak secara eksplisit mencantumkan
multimedia di dalamnya. Jadi bisa saja paket-paket tersebut memang merupakan multimedia
dalam arti luas (mengandung teks, audio, animasi, video, bahkan simulasi) atau
hanya terbatas mengandung beberapa media seperti teks dan gambar saja. Apapun
media yang dikandungnya, ketiganya secara eksplisit menekankan adanya
instruksional yang didesain di dalamnya. Dengan kata lain di dalam pengembangan
CAI, CAL atau CBL suatu desain instruksional menjadi kerangka yang mencirikan
paket-paket tersebut. Paket yang dirancang dengan pendekatan behavioristik
tentu berbeda dengan paket dengan pendekatan kognitif. Sekalipun ketiganya
memiliki kesamaan tetapi dari nama yang dikandungnya ketiganya memiliki arti
yang berbeda.
Sangat penting bagi seorang pengembang multimedia pembelajaran untuk mengetahui
makna dari istilah-istilah seperti CAI, CAL dan CBL. Pemahaman akan
istilah-istilah ini penting dalam menentukan paket mana yang akan dikembangkan
dan instruksi macam apa yang akan diberikan. CAI, secara umum, bermakna
instruksi pembelajaran dengan bantuan komputer yang memiliki karakteristik yang
khas : menekankan belajar mandiri, interaktif, dan menyediakan bimbingan
(Steinberg, 1991). CAL memiliki arti dan karakteristik yang senada dengan CAI
(Rieber, 2000). Sekalipun di sini CAI atau CAL menekankan belajar mandiri hal
ini tidak serta merta menunjukkan bahwa CAI atau CAL merupakan suatu medium
utama dalam pembelajaran.
Pada kenyataannya CAI atau CAL lebih banyak berfungsi sebagai medium pengayaan
(enrichment) bagi medium utama, baik medium utama tersebut adalah guru yang
mengajar di depan kelas atau buku pelajaran utama yang wajib dibaca oleh siswa.
Sementara CBL , sesuai dengan namanya, menunjukkan bahwa komputer dipakai
sebagai medium utama dalam memberikan pembelajaran. Pada CBL sebagian besar
kandungan dari pembelajaran (the bulk of the content) memang disampaikan
melalui medium komputer (Rieber, ibid). CBL, misalnya, cocok diberikan pada
kasus pendidikan jarak jauh. Perbedaan arti dari CAI, CAL dan CBL ini tentu
saja mempengaruhi desain instruksional yang dirancang bagi paket-paket
tersebut.
Multimedia memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan media-media lainnya
seperti buku, audio, video atau televisi. Keunggulan paling menonjol yang
dimiliki multimedia adalah interaktivitas. Bates (1995) menekankan bahwa
diantara media-media lain interaktivitas multimedia atau media lain yang
berbasis komputer adalah yang paling nyata (overt).
Interaktivitas nyata di sini adalah interaktivitas yang melibatkan fisik dan
mental dari pengguna saat mencoba program multimedia. Sebagai perbandingan
media buku atau televisi sebenarnya juga menyediakan interaktivitas, hanya saja
interaktivitas ini bersifat samar (covert) karena hanya melibatkan mental
pengguna Interaktivitas mental adalah interaktivitas di mana pengguna mencoba memahami
materi dengan cara menangkap informasi-informasi yang ditampilkan, mengolah dan
menyimpannya dalam otak. Keberhasilan seorang pengguna melakukan interaktivitas
mental tergantung pada seberapa baik instruksi pembelajaran yang dirancang.

EmoticonEmoticon